Jumat, 03 Januari 2020

Hari BELA Negara

Hari bela Negara diperingati setiap tanggal 19 Desember. Penetapan ini dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 28 [Tahun] 2006 tentang Hari Bela Negara yang isinya 1) menetapkan Tanggal 19 Desember ditetapkan sebagai Hari Bela Negara; 2) Hari Bela Negara bukan merupakan hari libur.
Ditetapkannya tanggal 19 Desember sebagai hari Bela Negara, karena pada 19 Desember 1948 dibentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) oleh Mr. Syafruddin Prawiranegara di Sumatra Barat. Hari yang mana para pahlawan bangsa terdahulu mempertaruhkan jiwa raganya untuk mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di tengah-tengah guncangan Agresi Militer Belanda II.



Sebagaimana diketahui saat itu Belanda menyatakan tidak terikat lagi dengan perjanjian Renville & menyerang kota Yogyakarta yang kala itu ibu kota negara. Mereka menawan Sukarno-Hatta & menyatakan kepada dunia luar bahwa RI sudah berakhir. & Pada tanggal 19 Desember 1948, kota Bukitttinggi juga di serang oleh Belanda. Belanda berulangkali menyiarkan berita bahwa RI sudah bubar. Karena para pemimpinya, seperti Soekarno, Hatta, & Syahrir sudah menyerah & ditahan.

Contoh Bela Negara Sesuai Profesi
Mendengar berita bahwa tentara Belanda telah menduduki Yogyakarta & menangkap sebagian besar pemimpin Pemerintah Republik Indonesia, tanggal 19 Desember sore hari, Mr. Syafruddin Perwiranegara bersama Kol. Hidayat, Panglima Tentara & Teritorium Sumatera, mengunjungi Mr. Teuku Mohammad Hasan, Gubernur Sumatera/ Ketua Komisaris Pemerintah Pusat dikediamanya, untuk mengadakan perundingan. Malam itu juga mereka meninggalkan Bukittinggi menuju Halaban, daerah perkebunan teh, 15 Km di selatan kota Payakumbuh.

Contoh Bela Negara Sesuai Profesi
Sejumlah tokoh pimpinan RI yang berada di Sumatera Barat dapat berkumpul di Halaban, & pada tanggal 22 Desember 1948 mereka mengadakan rapat yang dihadiri antara lain oleh Mr. Sjafruddin Prawiranegara, Mr. T. M. Hassan, Mr. Sutan Muhammad Rosjid, Kol. Hidayat, Mr. Lukman Hakim, Ir. Indracahya, Ir. Mananti Sitompul, Maryono Danubroto, Mr. A. Karim, Rusli Rahim, & Mr. Latif. Walaupun secara resmi kawat Presiden Soekarno belum diterima, tanggal 22 Desember 1948, sesuai dengan konsep yang telah disiapkan, maka dalam rapat tersebut diputuskan untuk membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) & menunjuk Mr. Sjafruddin Prawiranegara sebagai ketua PDRI, & pada keesokan harinya, pada tanggal 23 Desember beliau berpidato yang intinya memberi motivasi kepada para tentara RI & seluruh rakyat Sumatera Barat agar selalu semangat & terus berjuang mempertahankan NKRI, walaupun para pemimpin bangsa telah ditangkap Belanda. Salah satu kata motifasi beliau dalam pidatonya yaitu “Bertempurlah, gempurlah Belanda di mana saja & dengan apa saja mereka dapat dibasmi. Jangan letakkan senjata, menghentikan tembak-menembak kalau belum ada perintah dari pemerintah yang kami pimpin. Camkanlah hal ini untuk menghindarkan tipuan-tipuan musuh”.

Contoh Bela Negara Sesuai Profesi
Selama dua bulan komunikasi pusat-daerah terputus, & kebingungan menjalari para pemimpin, terutama di Jawa menyangkut perjuangan melawan Belanda. Namun oleh kerja keras di tengah rimba Sumatera, berita mengenai adanya PDRI mulai tersebar, meski menggunakan radio sederhana. Koordinasi antarpemimpin sipil-militer di Bidar Alam dengan pemimpin sipil-militer di Koto Tinggi Sumatera Barat, menjadi efektif oleh siaran itu, & adanya tingkat kepercayan (trust) yang tinggi para pemimpin di Jawa. Untuk pertama kali dalam Sejarah modern Indonesia, Jawa menjadi “daerah” & luar Jawa menjadi “pusat”. Lewat siaran-siaran radio somewhere in the jungle kemudian, PDRI mampu menunjukan eksistensi republik yang dinyatakan telah hilang oleh Belanda. Alhasil, propaganda negatif Belanda mentah & menjadi titik balik bagi perjanjian baru, Roem-Royen, yang berakhir pada pengakuan kedaulatan RI.

Contoh Bela Negara Sesuai Profesi
Keberadaan PDRI ini penting untuk menekankan kontinuitas Republik ini. Kalau tak ada PDRI- RI secara hukum tak ada lagi. Karena pemimpin RI seperti Soekarno & Hatta ditawan Belanda di dua tempat yang terpisah di Sumatera. & secara teori salah satu prasyarat diakuinya eksistensi satu negara adalah ada & tegaknya pemerintahan, memang beralasan apabila Belanda menganggap bahwa Republik Indonesia sudah luluh lantak ketika Belanda pada tanggal 19 Desember 1948 telah menduduki Kota Yogyakarta & Bukittinggi, & memasuki seluruh wilayah Republik Indonesia dengan melintasi garis Van Mook di semua daerah. Tindakan Belanda dalam melakukan penyerangan ini menimbulkan reaksi internasional. Dunia menuding Belanda bahwa mereka telah melakukan agresi pada sebuah negara yang berdaulat, dengan demikian melanggar prinsip saling menghormati kedaulatan negara lain sebagaimana diatur dalam piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).


Hari Bela Negara [Tahun] 2017

Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan hadir kembali ke Kota Padang, Sumatra Barat. Jokowi direncanakan menjadi inspektur upacara peringatan Hari Bela Negara (HBN) yang jatuh pada 19 Desember 2017 mendatang.

Demi mempersiapkan kunjungan Presiden Jokowi ini, Pemerintah Kota Padang menggelar rapat persiapan pada Kamis (7/12) ini. Sekretaris Daerah Kota Padang, Asnel, menyebutkan pihaknya sudah berkoordinasi dengan protokoler Kepresidenan terkait peringatan HBN 2017 mendatang.

"Kita telah berkordinasi dengan pihak Kementerian Pertahanan terkait kehadiran bapak Presiden menjadi inspektur upacara nantinya. Insyaallah, kita sudah menyiapkan segala sesuatunya," jelas Asnel.

Asnel berharap momentum peringatan HBN tahun ini dapat berjalan dengan khidmat. Apalagi, lanjutnya, peringatan ini berlandaskan peristiwa berSejarah bagi Indonesia, yakni tercetusnya Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Sumbar.

"Untuk itu kita akan bekerja semaksimal mungkin menyukseskan HBN 2017 ini. Kami harapkan Presiden bisa hadir sehingga kegiatan berlangsung lebih semarak & meriah," jelasnya.


Kepala Kantor Kesatuan Bangsa & Politik (Kesbangpol) Padang, Mursalim dalam kesempatan itu mengatakan, upacara akan dipusatkan di Stadion GOR H Agus Salim, pada Selasa (19/12) pagi. "Di samping upacara, juga akan digelar berbagai kegiatan seremonial. Kegiatan ini direncanakan akan diikuti ribuan peserta termasuk para veteran," katanya.